Belajar dari Kegagalan

Pada hari Minggu, 1 Maret 2009 puluhan ribu siswa sedang diuji kemampuannya dalam bidang akademik. Hari tersebut adalah hari dimana dilaksanakan SIMAK UI 2009. Banyak keresahan di muka peserta tes ketika ke luar dari ruangan ujian. Banyak raut muka yang mudah dibaca pada setiap siswa dalam menghadapi soal SIMAK UI pada saat itu. Ada yang murung, mungkin dia mengalami kesulitan.Ada yang tesenyum, mungkin dia menganggap bahwa soalnya cukup mudah. Satu dua hari setelah dilaksanakannya SIMAK, semua siswa yang mengikutinya masih terbanyang dan resah akan hasil yang akan diumumlan satu bulan kemudian. Tapi setelah 3 sampai 2 hari menjelang diumumkan, mereka seakan melupakan telah mengikuti sebuah ujian bergengsi. Pada, tanggal 4 April 2009 pengumuman dari hasil tes tersebut mulai bisa diakses lewat internet. Raut resah kembali terpancar dari wajah siswa yang berharap diterima di UI. Kembali muka kusut hilang harapan terlihat ketika mereka mengetahui ternyata nama mereka tidak termasuk yang diterima di Universitas bergengsi di tahan air ini. Mungkin yang ada di benak mereka adalah penyesalan, murka, putus asa, atau bahkan biasa saja (kalau memang ikut SIMAK UI hanya sekedar iseng). Ada juga sebagian siswa yang langsung berkata pada temannya atau pun pada guru dan orng tuanya."Masih ada kesempatan untuk mencoba lagi dalam SNMPTN atau UMB, berarti saya harus belajar lebih gigih". itulah yang terucap dari kebanyakan siswa yang tidak diterima. Saat ini adalah detik-detik terakhir untuk mempersiapkan pertempuran di UMB ataupun SNMPTN, tapi mungkin kata-kata tadi mereka lupakan atau mungkin hanya sebagai ungkapan kekecewaan karena tidak diterima di UI. Mereka bukannya tambah giat belajar. Tapi mereka sibuk menghabiskan liburan setelah selesai UN si sekolah. Belajar dong dari kegagalan...